Diprediksi teknologi GSM akan meredup pada tahun 2015 di Negara maju. Dibutuhkan inovasi agar bisa tetap bertahan. Tiga puluh lima taham lalu,Dr.Martin Cooper membawa sebuah benda sebesar batako ke jalanan New York, sambil berjalan ia melepon dengan benda aneh itu.
Publik New York terpana melihat ada orang bisa menelepon sambil berjalan-jalan. Pada masa itu telepon fixed line tanpa kabel saja belum ada,apalagi telepon seluler. Butuh waktu 10 tahun untuk Motorola mengembangkan versi komersial telepon seluler Dr.Martin Cooper yang juga mantan general manager di Motorola. Pada 1983, Motorola mengeluarkan DynaTAC, telepon seluler komersial pertama seberat 4,5 Kg atau 5 Kg lebih ringan dari versi Dr.Martin Cooper. Harganya, US$3.500. Butuh 10 tahun untuk membuat harga telepon seluler hanya sepersepuluh harga awalnya dan menjadi alat komunikasi yang popular. Kini ponsel telah menjadi alat komunikasi yang vital bahkan melebihi telepon jaringan tetap (fixed line). Jika telepon fixed line membuthkan waktu 100 tahun lebih sejak dikembangkan Alexander Graham Bell pada 1876, untuk mencapai 1 miliar pelanggan,ponsel hanya butuh 15 tahun. Menurut data International Telecommunication Union (ITU), jumlah pelanggan ponsel di seluruh dunia mencapai 1 miliar lebih pada 2002. Dengan pertumbuhan rata-rata 400 juta setahun,pada kuartal pertama 2008 jumlah pelanggannya sudah mencapai 3,5 miliar lebih. Sementara pelanggan telepon biasa hanya 1,3 miliar.
Indonesia termasuk Negara yang paling awal mengadopsi teknologi seluler. Setahun setelah versi komersial ponsel diluncurkan di Amerika Serikat, public Indonesia sudah bisa memakai teknologi baru ini.Ketika itu, PT.Telkom bersama dengan PT.Rajasa Hazanah Perkasa mengusung tekonologi NMT 450 melalui pola bagi hasil, Telkom mendapat 30% sedangkan Rajasa mengantongi 70%. Tiga tahun kemudian, teknologi AMPS mulai diperkenalkan.Sesuai regulasi pada waktu itu,semua perusahaan penyelenggara telephony dasar diharuskan bermitra dengan PT.Telkom. Maka bergandengan dengan PT.Telkom, muncullah tiga perusahaan seluler yaitu PT.Elektrindo Nusantara, PT.Centralindo Panca Sakti dan PT.Telekomindo Primabakti. Era pertama seluler GSM (Global System for Mobile Communication) di Indonesia pun hadir.
Teknologi GSM,pertama kali diperkenalkan ketika berlangsung pameran telekomunikasi di Genewa, Swiss.Indonesia rupanya tertarik. Tapi saat itu Indonesia di hadapkan pada dua pilihan yakni melanjutkan menggunakan teknologi AMPS atau berganti ke GSM. B.J.Habibie yang ketika itu menjabat sebagai Mentri Negara Riset dan Teknologi memilih GSM sebagai system digital yang dioperasikan di Indonesia. Cikal bakal teknologi GSM di Indonesia lahir pada 1993 melalui Pilot Project STKB Telkom di batam dan Bintan,yang kemudian jangkauannya diperluas sampai ke Pekanbaru dan Medan. Waktu itu hanya ada 3 BTS (base transceiver station) di Batam dan 2 BTS di Bintan, persis 31 Desember 1993, Pilot Project tersebut sudah On Air. Daerah Batam dipilh sebagai lokasi Pilot Project dengan beberapa alasan. Batam merupakan daerah otorita tersendiri yang diminati banyak kalangan termasuk warga Singapura. Dengan jarak yang cukup dekat sinyal seluler dari Negara itu juga bisa ditangkap di Batam.Alhasil, warga Singapura yang berada di Batam bisa berkomunikasi dengan murah meriah.Jadi Pilot Project juga dimaksudkan untuk menutup sinyal dari Singapura sekaligus memberikan layanan komunikasi pada masyarakat Batam.
Uniknya,meski Telkom yang pertama kali berhasil mengoperasikan GSM, lisensi operator GSM justru diberikan kepada Satelindo tahun 1994. Satelindo langsung menyiapkan infrastrukturnya. Sebagian besar BTS dibangun di Jakarta, alasannya 65% pangsa pasar seluler masih terkonsentrasi di kota ini. Pemasaran yang dilakukan Satelindo dilakukan dalam satu paket: kartu (chip) beserta handset nya. Dampaknya harga ponsel ketika itu sangat mahal bahkan bisa mencapai 20 jutaan. Selang setahun, tepat nya 26 Mei 1995, Telkomsel berdiri. Meski udah memegang lisensi,perusahaan ini belum berani bertarung di Jakarta, pasalnya jumlah BTS yang dimiliki masih minim. Begitu mempunyai 100 BTS di Jakarta, Telkomsel mengumumkan akan segara menyerbu Jakarta. Berbeda dengan Satelindo,Telkomsel menerapkan system distribusi terbuka, pelanggan cukup membeli kartu (chip),sedangkan ponsel diserahkan kepada dealer masing-masing.Harga ponsel pada waktu itu menurun drastic antara 1-3 jutaan.
Setelah kartuHALO nya Telkomsel mulai di minati, Telkomsel lalu memperkenalkan kartun prabayar simPATI tapi belum bisa isi ulang, hingga akhirnya telkomsel meluncurkan kartu simPATI yang bisa diisi ulang yang umurnya bisa mencapai 3 bulan. Lompatan inovasi ini menempatkan Indonesia sebagai Negara yang memperkenalkan kartu prabayar pertama di Asia. Telkomsel menjadi perusahaan yang diminati banyak pihak, termasuk Indosat yang berencana akan melakukan go public. Para pengamat sempat memprediksi saham Indosat tak akan diminati jika hanya memiliki sambungan langsung internasional (SLI) saja. Perlu lisensi GSM sebagai pemanis (sweetener). Pemerintah lalu memutuskan untuk memberikan saham Telkomsel ke Indosat dengan komposisi 51% milik Telkom dan 49% di miliki Indosat.Telkomsel merasa perlu mencari strategic partner untuk mengembangkan bisnis, ketika sahamnya ditenderkan, ada 15 perusahaan yang berminat melakukan penawaran, delapan perusahaan dinyatakan bagus tapi hanya hanya 3 yang anggap serius, salah satunya adalah PTT Telecom Netherland yang berasal dari Belanda.
Bagaimana dengan masa depan seluler?
Tidak ada teknologi yang abadi, teknologi yang lama akan dimakan oleh teknologi yang baru,begitupun seterusnya. Sebagai gambaran, dulu ketika mulai ada wartel (warung telkom) orang rela mengantre malam hari untuk sekedar mendapatkan diskon. Lalu muncul pager yang menyebabkan pandapatan wartel sedikit tersedot. Maka keluarlah layanan telepon kartu untuk mengimbangi pager.Setelah teknologi GSM dengan layanan SMS nya lahir, pager pun tinggal nama,wartel sepi serta telepon umum nyaris tak tersentuh.Lalu muncul pertanyaan, mana yang lebih bisa bertahan, teknologi GSM atau CDMA? Masyarakat sebenarnya tidak perlu tahu teknologi apa yang ada di belakangnya, yang penting harganya terjangkau, kualitasnya bagus, serta pelayanannya memuaskan. Kenyataannya masyarakat masih belum mendapatkan ketiga hal tersebut,malah kini masyarakat dibingungkan oleh perang tariff tanpa mengetahui sejumlah syarat dan ketentuan yang berlaku.
Untuk mengantisipasinya, pemerintah melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) akhirnya mengeluarkan satu peraturan tarif. Bagi operator yang akan memberlakukan tarif baru harus memberitahukan BRTI dalam waktu 5 hari. Meski saat ini bisnis seluler sedang booming, semua sepakat bahwa setiap teknologi pasti ada masanya, termasuk GSM. Di Negara maju sudah diramalkan bahwa 2015 kilau GSM akan meredup. Tapi di Indonesia masanya masih cukup panjang, jangankan berharap masuknya teknologi WiMAX, operator yang memperoleh layanan 3G pun masih belum menggunakannya secara maksimal. Jika operator bisa melakukan edukasi kepada masyarakat maka teknologi GSM bisa aman hingga tahun 2020, namun jika teknologi WiMAX bisa membangun masyarakat internet dengan tarif atau setengah kalinya speedy, maka bisa berimbas pada prospek GSM diwaktu yang akan datang.
 Kembali
2 komentar for this post
andasalah semua teknologi bisa dipertahankan sampaikapan pun asal adaperaturan dari pemerintah.tetapi sekarang ini aturan tarif untuk setiap operatortidakada sehinggaoperatorseenaknyha saja.jikatarif wartel lebih murah dari seluler makas vwartel tetap bisa dipertahankan aNDA TIDAK MEGERTI DENGAN USAHA WARTEL KA;LAU NGOMONG JANGAN ASAL NGOMOMG
jika saja pemereintah mau membuat tarif wArtellebih murah darui selulermakausaha warteldapat dipertahankan. sekarang pemerintah itu tidakberani membuat tarif karena mereka mendapatkan jatath dari operator seluler jadi majutidaknya usaha warteltergantung pemerintah salah kalau anda mengatakan bahwa suatu teknologi akan mengilasteknologilainnya anda salah besar. sekarang itu tergantung pemerintah kalaupemerintah beranimengatur tarif setiap operator dan berani memberikan kebijakan kepada usaha wartelbahwa tarifnya paling murah maka usaha warteltidakakan bangkrutpemerintah itu kppu brti kerjanya hanya korupsi kami para pengusaha wartelyang ada diasumatera sangat kecewa sekali kepada kebijakan pemerintah dibidang telekomunikasi.seharusnya pemerintah memberlakukan tarif wartelyang paling murahnomor 2tarif telepon rumah danbaru tarif seluler.jadi tarif selulerah yang harus dimahalkan.sweharusnya tarif seluler itu 1menitnya rp1500